Merancang Proyek Budidaya Tanaman Hidroponik di SMAN 1 Bojonegoro melalui Metode STAR
Situasi
SMAN 1 Bojonegoro adalah Sekolah Menengah Atas yang berlokasi di Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur yang telah meraih penghargaan Adiwiyata Mandiri dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, ibu Siti Nurbaya.
Piagam Penghargaan Menteri Lingkungan Hidup dan Kelautan RI dan Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI SMA Negeri 1 Bojonegoro Sebagai Sekolah Adiwiyata Mandiri
Dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Rupublik Indonesia Nomor SK. 1078/MENLHK/P2SDM/SDM.2/2021 Tentang Penetapan Sekolah Adiwiyata Mandiri Tahun 2021 SMAN 1 Bojonegoro memenuhi kriteria dan mendapatkan penghargaan Adiwiyata Mandiri.
Prosesi pemberian Penghargaan Adiwiyata Mandiri dan Adiwiyata Nasional dilakukan secara hibrid. Dari Auditorium Dr Ir Soedjarwo, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta, Jumat, 24 Desember 2021
Sebagai sekolah Adiwiyata Mandiri, SMAN 1 Bojonegoro berkomitmen dalam pelestarian lingkungan dan pendidikan berwawasan lingkungan. Predikat ini menunjukkan dedikasi sekolah dalam mengintegrasikan nilai-nilai lingkungan ke dalam kurikulum dan aktivitas sehari-hari.
SMAN 1 Bojonegoro memiliki lahan terbatas, dan berdasarkan data tercatat dalam Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, SMAN 1 Bojonegoro memiliki luas lahan sebesar 5.104 m². Tentunya dengan lahan tersebut sangat terbatas untuk kegiatan pertanian konvensional, tetapi memiliki minat yang tinggi terhadap praktik pertanian modern di kalangan siswa dan guru. Selain itu, hidroponik merupakan solusi pertanian yang hemat lahan, ramah lingkungan, dan berpotensi meningkatkan keterampilan siswa dalam bidang agribisnis serta sains.
Tantangan
- Kurangnya pemahaman siswa tentang teknik budidaya tanaman sistem hidroponik.
Siswa kelas 10 belum mengenal konsep dasar budidaya tanaman sistem hidroponik, termasuk jenis sistem yang digunakan, manfaatnya, dan cara kerja nutrisi tanaman tanpa tanah. Keterbatasan akses terhadap informasi dan kurangnya pengalaman praktik langsung menjadi faktor utama yang menyebabkan rendahnya pemahaman ini. - Pemeliharaan tanaman hidroponik memerlukan pemantauan rutin agar hasilnya optimal.
Budidaya tanaman sistem hidroponik bergantung pada keseimbangan nutrisi dalam larutan air, kualitas air, serta kondisi lingkungan seperti cahaya dan suhu. Jika pemantauan tidak dilakukan secara berkala, tanaman dapat mengalami defisiensi nutrisi, serangan hama, atau pertumbuhan yang tidak optimal. - Menumbuhkan kesadaran siswa terhadap pentingnya ramah lingkungan dan alam melalui bidang pertanian berkelanjutan.
Gaya hidup berkelanjutan berbasis pertanian sistem hidroponik mengajarkan siswa untuk lebih peduli terhadap lingkungan dengan mengurangi penggunaan lahan, menghemat air, dan mengurangi limbah pertanian. Dengan memahami pentingnya sistem pertanian ini, siswa dapat menjadi agen perubahan dalam mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan serta mempromosikan pola hidup yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Aksi
- Mengadakan soialisasi budidaya tanaman sistem hidroponik bagi siswa.
Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan konsep dasar budidaya tanaman sistem hidroponik, manfaatnya, serta cara budidaya yang efektif dan efisien. Sosialisasi dilakukan melalui pelatihan, dan demonstrasi langsung agar siswa lebih memahami teknik budidaya yang diterapkan - Eksplorasi konsep budidaya sistem hidroponik.
Siswa diajak diskusi kelompok untuk memahami berbagai metode budidaya tanaman sistem hidroponik seperti NFT (Nutrient Film Technique), DFT (Deep Flow Technique), wick system, dan aeroponik. Eksplorasi ini juga mencakup pemahaman mengenai kebutuhan nutrisi tanaman, pengelolaan air, dan penggunaan teknologi dalam budidaya hidroponik untuk meningkatkan hasil panen. - Merancang projek budidaya tanaman sistem hidroponik melalui metode STAR (Situasi, Tantangan, Aksi, dan Refleksi).
Langkah ini meliputi identifikasi situasi dan tantangan yang dihadapi, perencanaan aksi yang konkret, serta evaluasi dan refleksi untuk meningkatkan efektivitas proyek. Dengan perancangan yang sistematis, proyek ini dapat berjalan dengan lebih terarah dan mencapai hasil yang optimal. - Merancang teknik budidaya tanaman sistem hidroponik.
Teknik ini mencakup pemilihan metode hidroponik yang sesuai, seperti sistem NFT (Nutrient Film Technique), DFT (Deep Flow Technique), dan wick system (sistem sumbu). Selain itu, perancangan juga melibatkan pemilihan jenis tanaman yang cocok, pengaturan nutrisi yang optimal, serta sistem pemantauan kualitas air dan lingkungan. Dengan teknik yang dirancang secara baik, proyek hidroponik dapat menghasilkan tanaman yang sehat dan produktif. - Membuat instalasi hidroponik sederhana menggunakan bahan yang mudah didapat seperti pipa PVC, botol mineral bekas, dan pompa air.
- Menanam berbagai jenis tanaman seperti sawi, kangkung, selada, dan bayam dengan sistem hidroponik NFT (Nutrient Film Technique), DFT (Deep Flow Technique), dan Sistem Wick
- Melibatkan siswa dalam pemantauan dan pemeliharaan tanaman secara berkala.
Siswa akan diberikan jadwal rotasi untuk memeriksa kondisi tanaman, mengecek tingkat air dan nutrisi, serta mencatat pertumbuhan tanaman. Selain itu, siswa akan diajarkan cara mengatasi permasalahan seperti hama, penyakit tanaman, dan ketidakseimbangan nutrisi agar mereka dapat memahami pentingnya perawatan tanaman secara optimal. - Membentuk kelompok siswa untuk mengelola proyek secara mandiri dan berkelanjutan.
Kelompok siswa akan terdiri dari beberapa anggota yang memiliki tanggung jawab dalam berbagai aspek, seperti pemeliharaan tanaman, pencatatan data pertumbuhan, dan penyusun laporan. Dengan sistem kerja kelompok ini, siswa dapat belajar tentang kerja tim, kepemimpinan, dan tanggung jawab dalam mengelola proyek secara profesional. Selain itu, kelompok ini juga dapat terus mengembangkan inovasi dalam teknik budidaya serta memperluas skala produksi agar proyek dapat berjalan secara berkelanjutan - Melakukan evaluasi hasil panen dan gelar karya produk untuk mendukung keberlanjutan proyek.
Evaluasi ini dilakukan dengan menilai pertumbuhan tanaman, hasil panen, serta efektivitas teknik yang digunakan. Selain itu, siswa akan mengadakan gelar karya untuk memamerkan hasil budidaya hidroponik di sekolah. Kegiatan ini juga bisa menjadi ajang promosi dan pemasaran produk hidroponik, sehingga dapat meningkatkan minat serta peluang bisnis berkelanjutan bagi siswa dan sekolah.
Refleksi
- Mengevaluasi keberhasilan proyek berdasarkan pertumbuhan tanaman, hasil panen, dan partisipasi siswa.
- Mengidentifikasi kendala yang dihadapi selama proses budidaya dan mencari solusi untuk perbaikan.
- Mendiskusikan manfaat proyek dalam meningkatkan kesadaran siswa terhadap gaya hidup berkelanjutan lebih ramah terhadap lingkungan dan alam.
- Mengembangkan proyek lebih lanjut dengan menambah variasi tanaman dan memperluas sistem hidroponik.
- Proyek ini tidak hanya menjadi sarana pembelajaran inovatif bagi siswa SMAN 1 Bojonegoro, tetapi juga membangun kesadaran akan pentingnya gaya hidup berkelanjutan lebih ramah terhadap lingkungan dan alam berbasis hidroponik.
Post a Comment
Post a Comment